Hello Guest! Not Registered or logged in?  Log in or  Register
  • Links
    • FB Walak Tribe
    • FB USMelanesia
    • Twitter
    • RSS

Navigation

  • Home
  • About Us
  • Suku Walak

Wanelak

Akuni Walak Mende Ninagarek

Sejarah > Ambiaro, Petrus Mabel, Suku Walak

Petrus Mabel tentang Tarian Ambiaro dipentaskan di Jayapura

 Length: [455] words. Views: 4

Navigation

  • Ala Wene
    • Sejarah
  • Melayu
  • Ninawene
    • Uncategorized
  • Thursday March 30th, 2023
You are here: Home > 2023 > March > Petrus Mabel tentang Tarian Ambiaro dipentaskan di Jayapura

Petrus Mabel tentang Tarian Ambiaro dipentaskan di Jayapura

Published by admin on March 02, 2023 | Leave a response
Salah satu tokoh suku Walak, Petrus Mabel mengatakan tarian Ambiaro yang artinya mengisahkan perjalanan orang Papua alias bangsa Melanesia dari daratan Asia, tepatnya di Yunan hingga mencapai Pulau Papua.
Tarian ini menceritakan bahwa semua suku yang ada di Tanah Papua adalah satu dengan demikian tarian ini mengingatkan kita kembali untuk bersatu membangun Papua baru. Menurut Petrus yang didampingi Kepala Suku Walak, Fanus Kanelak, leluhur orang Papua berlayar dari Yunan menuju Papua dengan melintasi Taiwan, Filipina dan Lautan Pasifik sampai akhirnya tiba di Papua Nugini (PNG).
Dari PNG, leluhur orang Papua melintas ke arah barat hingga tiba di Pulau Ifala dan lanjutnya meneruskan perjalanan ke Genyem.
Sesampai di Genyem, leluhur orang Papua lalu satu persatu tersebar ke berbagai tempat di Papua yang selanjutnya melahirkan sekitar 252 suku yang menghuni Tanah Papua dewasa ini.
"Karena kami berasal dari satu nenek moyang dan satu keturunan serta satu perjalanan sejarah, maka tarian ini mengajak semua suku yang ada di Papua untuk bersatu membangun Papua baru," kata Petrus. "Tidak ada perbedaan antara orang gunung dan orang pantai, kita semua adalah satu,"
Tarian ini dimainkan oleh masyarakat suku Walak yang berdomisili di Jayapura lebih tepatnya di post VII Sentani. Tarian Ambiaro ini dipentaskan atau dilakoni pada saat pameran atau pagelaran seni. Personil dalam tarian Ambiaro ini 24 orang yang terdiri dari kaum pria 12 orang dan kaum wanita 12 orang.
Kostum yang digunakan yaitu cawat untuk menutup bagian bawah kaum wanita, sedangkan untuk pria pakaian aslinya menggunakan koteka dengan membawa alat perang berupa tombak yang terbuat dari kayu yang panjangnya ? 3 s/d 4 meter.
Pada bagian kepala mereka menggunakan ikat kepala yang terbuat dari buluh binatang, untuk pria menggunakan warna merah yang ditambahi dengan buluh burung dan untuk wanita menggunakan warna putih. Badan diwarnai coklat dan hitam. Warna hitam lebih dominan untuk kaum laki-laki yang terbuat dari arang kayu yang dicampur dengan minyak kelapa, sedangkan untuk warna coklat mereka menggunakan tanah liat. Tarian ini dilakukan dengan berbentuk lingkaran yang artinya kesatuan satu budaya kelompok suku walak, disamping itu ada 1 atau 2 orang yang berlari memutari lingkaran kecil tersebut yang menggambarkan sebagai panglima atau melindungi kaumnya.
Tarian ini diiringi dengan musik tradisional yaitu Mboknggayok (suku walak), Pikon(suku Dani), Lu 'nggik(suku Lani) dan juga lagu wasioayamari yang artinya memanggil kembali untuk bersatu. Makna yang terkandung dalam tarian ini sangatlah menarik yaitu ingin menyatukan kembali orang Papua untuk membangun Tanah Papua menujuk Gerbang Papua Baru.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2010

¶ Sejarah (1) ‡ Ambiaro, Petrus Mabel (2), Suku Walak (8), Tarian Modern

» ⟩ More Related Entries

  • Next in Category
  • Previous in Category
  • More by Tax
  • More by Tag

» ⟩ Next 5 in: Sejarah

» ⟩ Previous 5 in: Sejarah

  • Lestarikan Budaya dan Bahasa, Denominasi Gereja Luncurkan Alkitab bahasa Suku Walak March 02, 2023
  • Mboknggayok, Lu’nggik, Pikon March 02, 2023
  • Petrus Mabel tentang Tarian Ambiaro dipentaskan di Jayapura March 02, 2023
  • Undang-Undang Dasar Suku Walak Segera Dibuat January 17, 2023

Related by Taxobomy

  • Lestarikan Budaya dan Bahasa, Denominasi Gereja Luncurkan Alkitab bahasa Suku Walak
  • Mboknggayok, Lu’nggik, Pikon
  • Petrus Mabel tentang Tarian Ambiaro dipentaskan di Jayapura
  • Puluhan Masyarakat Adat Hadiri Serah Terima Jabatan Keluarga Suku Walak
  • Peluncuran Alkitab Bahasa Suku Walak
  • Retreat dan Seminar IKSWAL Hadirkan Pemateri Profesional
  • Retreat dan Seminar IKSWAL Hadirkan Pemateri Profesional
  • Alkitab Bahasa Suku Walak di Ilugwa Diluncurkan
  • Hello world! Walak, Walak, Walak!
  • Lestarikan Budaya dan Bahasa, Denominasi Gereja Luncurkan Alkitab bahasa Suku Walak

» ⟩ By Entry Tags: BUMSUUDSYayasan Suku Walak

  • No related posts found

» ⟩ 83 > Melayu > BUMS, UUDS, Yayasan Suku Walak
« Previous Next »

Share It

  • Digg It
  • Del Icio Us
  • Add to Facebook
  • Google Bookmarks
  • Stumble It
  • Twitter
  • Add to Reddit
  • Print This Post
  • Email This Post
  • AddThisPost
Undang-Undang Dasar Suku Walak Segera Dibuat

» ⟩ By Entry Tags: BUMSUUDSYayasan Suku Walak

  • No related posts found
    Status Video

5 Posts before

  • Lestarikan Budaya dan Bahasa, Denominasi Gereja Luncurkan Alkitab bahasa Suku Walak, March 02, 2023
  • Mboknggayok, Lu’nggik, Pikon, March 02, 2023
  • Petrus Mabel tentang Tarian Ambiaro dipentaskan di Jayapura, March 02, 2023

5 Posts after

  • Puluhan Masyarakat Adat Hadiri Serah Terima Jabatan Keluarga Suku Walak, March 27, 2022
  • Peluncuran Alkitab Bahasa Suku Walak, March 02, 2022
  • Retreat dan Seminar IKSWAL Hadirkan Pemateri Profesional, January 07, 2022
  • Retreat dan Seminar IKSWAL Hadirkan Pemateri Profesional, January 07, 2022
  • Alkitab Bahasa Suku Walak di Ilugwa Diluncurkan, December 25, 2021

Powered by WordPress and YIKWANAK 2.3.

Copyright © 2016-2023 Wanelak.

Google the web    In This Site
the web In This Site